Alamorganik.com-Cabe merupakan salah satu komoditas hortikultura paling penting di Indonesia. Rasanya yang pedas dan aromanya yang khas membuatnya selalu dicari, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri makanan. Namun, cabe juga rentan terhadap berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang sering mengganggu pertumbuhan dan hasil panen cabe adalah antraknose.
Antraknose bisa menyerang daun, batang, hingga buah. Penyakit ini disebabkan oleh jamur dari genus Colletotrichum, terutama Colletotrichum capsici. Jika tidak ditangani dengan baik, antraknose dapat mengurangi hasil panen hingga puluhan persen. Oleh karena itu, petani dan penghobi tanaman perlu mengenali gejala, memahami penyebab, dan menerapkan cara pengendalian yang tepat.
Apa Itu Antraknose?
Antraknose adalah penyakit jamur yang menyerang tanaman cabe dan anggota keluarga Solanaceae lainnya, seperti tomat dan terong. Jamur Colletotrichum hidup di permukaan daun, batang, dan buah, membentuk spora yang menyebar melalui percikan air hujan, angin, atau alat pertanian.
Ciri khas penyakit ini adalah munculnya bintik-bintik hitam atau coklat pada daun dan buah. Lama-kelamaan, bintik ini bisa meluas dan menyebabkan jaringan tanaman mati. Buah yang terserang sering menjadi busuk, keriput, atau berlubang, sehingga kualitas panen menurun drastis.
Gejala Antraknose pada Tanaman Cabe

Mendeteksi gejala sejak dini sangat penting agar pengendalian dapat dilakukan tepat waktu. Beberapa tanda yang umum terlihat antara lain:
- Bintik Hitam atau Coklat pada Buah
Buah yang terserang menampilkan bintik kecil berbentuk bulat atau lonjong. Seiring waktu, bintik melebar dengan bagian tengah lebih gelap dan keras, sedangkan tepinya berwarna coklat kekuningan. - Daun Menguning dan Bercak
Jamur menyerang daun, membentuk bercak coklat atau hitam. Bercak dapat meluas, membuat daun mengering, keriput, dan rontok lebih cepat. - Batang dan Cabang Terserang
Batang atau cabang menunjukkan luka berbentuk bulat atau memanjang, berwarna coklat tua hingga hitam. Jika parah, batang bisa retak atau mati di bagian yang terserang. - Pertumbuhan Terganggu
Tanaman yang terserang sering mengalami pertumbuhan terhambat, daun kecil, dan tunas baru lambat muncul. - Buah Busuk atau Keriput
Buah yang terkena antraknose menjadi keriput, berlubang, atau membusuk dari ujung atau permukaan bintik. Buah ini tidak layak panen dan kualitasnya menurun drastis.
Faktor Penyebab Antraknose

Beberapa faktor memudahkan jamur Colletotrichum menyerang tanaman cabe, antara lain:
- Kelembapan Tinggi: Jamur berkembang pesat saat musim hujan atau kelembapan tinggi. Air hujan atau embun mempermudah spora menempel dan masuk ke jaringan tanaman.
- Drainase Buruk: Tanah tergenang dan lembap menciptakan lingkungan ideal bagi jamur berkembang.
- Kerusakan Fisik pada Tanaman: Luka akibat hama, pemangkasan, atau gesekan batang mempermudah jamur masuk.
- Bibit Terserang: Menggunakan bibit yang sudah terinfeksi meningkatkan risiko penyebaran sejak awal pertumbuhan.
- Kurangnya Sirkulasi Udara: Tanaman yang terlalu rapat menyebabkan daun dan buah tetap lembap, mempercepat pertumbuhan jamur.
Cara Mengatasi Antraknose pada Tanaman Cabe
Pengendalian antraknose memerlukan strategi terpadu, dari pencegahan hingga penanganan langsung. Berikut langkah-langkahnya:
1. Gunakan Bibit Sehat dan Tahan Penyakit
Pilih bibit cabe sehat yang bebas dari infeksi antraknose. Bibit unggul tahan penyakit lebih mampu bertahan dari serangan jamur, sehingga risiko kerusakan tanaman berkurang.
2. Perbaiki Drainase dan Sirkulasi Udara
Pastikan tanah memiliki drainase yang baik agar air hujan tidak tergenang.
Tanam dengan jarak cukup agar sirkulasi udara lancar, mengurangi kelembapan pada daun dan buah.
3. Pangkas Bagian Tanaman yang Terinfeksi
Pangkas daun, cabang, atau buah yang sudah terserang. Buang jauh dari area tanam untuk mencegah spora menyebar ke tanaman sehat.
4. Gunakan Fungisida Secara Tepat
Untuk serangan parah, fungisida menjadi langkah tambahan:
- Mankozeb: mencegah penyebaran spora pada daun dan buah.
- Chlorothalonil: bekerja luas dan mencegah infeksi baru.
- Azoxystrobin atau Triazol (Hexaconazole, Difenokonazol): mengendalikan jamur dari dalam jaringan tanaman.
Gunakan fungisida sesuai dosis pada label, hindari penggunaan berlebihan, dan lakukan rotasi bahan aktif untuk mencegah resistensi jamur.
5. Pencegahan Jangka Panjang
- Bersihkan sisa tanaman, daun rontok, dan buah busuk dari kebun.
- Lakukan rotasi tanaman; jangan menanam cabe di lahan yang sama berturut-turut.
- Hindari menyiram daun secara langsung; fokuskan penyiraman pada akar.
- Pantau tanaman secara rutin, terutama saat musim hujan, untuk mendeteksi infeksi sejak dini.
Tips Tambahan untuk Petani

- Jaga Nutrisi Tanaman: Tanaman sehat lebih tahan infeksi jamur. Berikan pupuk seimbang dan organik untuk meningkatkan kekebalan alami.
- Gunakan Mulsa: Mulsa membantu menjaga kelembapan tanah stabil dan mengurangi percikan air hujan ke buah, sehingga spora jamur tidak mudah menempel.
- Pantau Cuaca: Jika hujan terus-menerus, siapkan langkah cepat untuk pengendalian, seperti pemangkasan atau penyemprotan fungisida saat cuaca cerah.
Antraknose adalah penyakit serius pada cabe yang menyerang daun, batang, dan buah. Gejalanya meliputi bintik hitam atau coklat, pertumbuhan terhambat, serta buah busuk atau keriput. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum, yang berkembang cepat pada kondisi lembap, drainase buruk, dan tanaman yang terluka atau stres.
Pengendalian antraknose memerlukan strategi terpadu: menggunakan bibit sehat, memperbaiki drainase, memangkas bagian tanaman yang terinfeksi, menggunakan fungisida sesuai dosis, dan menjalankan langkah pencegahan jangka panjang. Dengan tindakan yang tepat, petani bisa menjaga kesehatan tanaman, meminimalkan kerugian, dan menikmati panen cabe yang melimpah.
Merawat tanaman cabe bukan hanya soal menyiram atau memberi pupuk, tetapi juga mengenali penyakit sejak dini dan bertindak cepat. Dengan begitu, setiap petani bisa memperoleh panen cabe berkualitas tinggi tanpa terganggu oleh antraknose. (rull*)









