Jakarta, alamorganik.com– Pisang, buah yang akrab di meja makan masyarakat Indonesia, kini menghadapi ancaman serius. Sejumlah penyakit berbahaya menyerang perkebunan pisang di berbagai daerah, membuat petani cemas karena tanaman bisa mati mendadak dan hasil panen merosot tajam.
Pakar pertanian mencatat ada tiga penyakit utama yang paling sering menghantui kebun pisang:
- Layu Fusarium (Panama Disease)
Penyakit ini disebabkan jamur Fusarium oxysporum. Gejalanya daun menguning, layu, lalu batang semu membusuk. Jamur ini sulit diberantas karena mampu bertahan lama di tanah. - Penyakit Darah Pisang (Blood Disease)
Disebabkan bakteri Ralstonia solanacearum. Jantung pisang berubah cokelat kemerahan seperti darah, buah membusuk, dan tidak layak konsumsi. Penyakit ini cepat menyebar lewat alat pertanian atau serangga. - Bunchy Top
Virus Banana Bunchy Top Virus (BBTV) membuat daun tumbuh kerdil, kaku, dan menumpuk seperti kipas. Tanaman berhenti berkembang dan gagal berbuah.
Serangan penyakit ini bukan sekadar menurunkan kualitas buah, tetapi juga mengancam keberlangsungan usaha tani. Indonesia sebagai salah satu produsen pisang terbesar di dunia berpotensi mengalami penurunan produksi jika wabah tidak terkendali.
“Pisang yang kami rawat bertahun-tahun bisa mati dalam sekejap. Kerugian tidak hanya pada buah, tapi juga modal dan harapan,” keluh seorang petani di Jawa Timur.
Para ahli menyarankan beberapa langkah pencegahan:
- Memakai bibit sehat dan bersertifikat.
- Melakukan rotasi tanaman untuk memutus siklus penyakit.
- Mensterilkan alat pertanian agar tidak menjadi media penularan.
- Segera memusnahkan tanaman terinfeksi agar penyakit tidak meluas.
- Mendorong penelitian untuk varietas pisang tahan penyakit.
Dengan kerja sama petani, pemerintah, dan peneliti, diharapkan ancaman penyakit pisang bisa ditekan. Penyuluhan, pendampingan, serta ketersediaan bibit unggul sangat dibutuhkan agar pisang tetap hadir sebagai kebanggaan Indonesia sekaligus sumber penghidupan jutaan keluarga petani. (wan**)