Pati, alamorganik.com —Siapa sangka, limbah kandang seperti urine sapi, kambing bisa menjelma jadi “parfum” ampuh pengusir hama? Pengalaman unik ini datang dari Pak Jadi, petani asal Desa Kosekan, Pati, sekaligus peserta Sekolah Lapang Tematik Ramah Lingkungan.
5 liter urine kambing/sapi + 100ml alkohol 70% dibagi dalam botol-botol plastik yang dilubangi samping atas dan ditutup 200ml lalu digantung dengan jarak 5 – 10m. Menjadi parfum urine untuk mengusir hama padi yang awet selama 1 musim tanam.
“Awalnya hanya coba-coba. Setelah saya gantungkan botol berisi urine dan alkohol di sekitar tanaman padi ternyata hasilnya luar biasa. Serangga pergi, tanaman padi lebih sehat, dan saya tidak perlu pakai pestisida,” ujarnya.
Hasil uji coba ini terbukti manjur. Hama yang biasa menjadi momok petani seperti klaper (penggerek batang), wereng, tikus, bahkan burung, enggan mendekat. Tanaman pun tumbuh lebih aman, sementara petani tidak lagi lelah menggendong tangki semprot berulang kali.
“Kalau dulu, hampir tiap minggu harus semprot pestisida. Sekarang cukup pakai parfum urine, hama kabur dengan sendirinya,” tambahnya.
Tak hanya itu, metode ramah lingkungan ini juga terbukti hemat tenaga dan biaya. Dalam kondisi iklim ekstrem yang sulit diprediksi, pestisida kimia kerap tidak efektif. Sebaliknya, “parfum alami” dari urine ternak justru lebih stabil menjaga pertanian.
Pak Jadi juga membandingkan hasil dengan sawah tetangga yang masih mengandalkan cara konvensional. “Alhamdulillah, tanaman di lahan saya lebih segar dan jarang terserang hama,” katanya.
Inovasi sederhana ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal yang dipadukan dengan ilmu ramah lingkungan mampu menghadirkan solusi nyata. Tidak hanya menekan biaya produksi, tapi juga menjaga kelestarian ekosistem sawah serta kesehatan petani. (al)