Bikomi Utara, alamorganik.com—Eco Enzym adalah cairan berjuta manfaat salah satunya untuk menyuburkan tanaman. Pola pertanian ramah lingkungan atau pertanian organik mulai dilirik petani Indonesia.
Seperti yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) bersama Yayasan Cirma NTT menggelar panen sayur berbasis Eco Enzym di Desa Faennake, Kecamatan Bikomi Utara, Jumat (29/8/2025).
Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) berkolaborasi dengan Yayasan CIRMA NTT menggelar panen simbolis sayur berbasis eko enzim di Desa Faennake, Kecamatan Bikomi Utara. Kegiatan ini menjadi langkah nyata penerapan pertanian ramah lingkungan sekaligus penguatan ketahanan pangan masyarakat desa.
Panen simbolis tersebut dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian TTU, Charles Malelak, DFP CIRMA Kefamenanu, Melkianus Sonbay, SP, perwakilan Fellowship Bevisioneers dari Malang, Erika Mulyadi, serta jajaran penyuluh pertanian Kecamatan Bikomi Utara, yakni Misail E. Silla, SP (Koordinator BPP Bikomi Utara), Andriyani S. E. Mesah, SP, Petrus Nono, dan Benediktus E. Opat, SP. Sasaran kegiatan adalah Kelompok Tani Ijao Ken Neno yang diketuai Fransiskus Xaverius Lake.
Dalam sambutannya, Plt. Kadis Pertanian TTU, Charles Malelak, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini.
“Panen simbolis ini menunjukkan bahwa teknologi Eco Enzym bisa menjadi solusi nyata untuk mendukung pertanian berkelanjutan di TTU. Kami mendorong para petani untuk terus berinovasi agar hasil pertanian meningkat tanpa merusak lingkungan,” ujarnya, dilansir dari Lidah Rakyat.com.

Sementara itu, DFP CIRMA Kefamenanu, Melkianus Sonbay, SP, menekankan pentingnya sinergi antar-lembaga.
“Yayasan CIRMANTT berkomitmen untuk terus mendampingi petani dengan pendekatan ramah lingkungan. Kami percaya bahwa inovasi lokal seperti eko enzim bisa menjadi gerakan bersama menuju kemandirian pangan,” katanya.
Koordinator BPP Bikomi Utara, Misail E. Silla, SP, menambahkan bahwa pendampingan kepada kelompok tani akan terus dilakukan.
“Penyuluh pertanian siap mendampingi para petani dalam penerapan teknologi ini, agar bisa menjadi contoh baik bagi kelompok tani lain di Kecamatan Bikomi Utara,” ungkapnya.
Dari sisi kolaborasi eksternal, Erika Mulyadi, perwakilan fellowship bevisioneers dari Malang, menyatakan dukungannya.
“Saya sangat terinspirasi dengan semangat petani TTU yang terbuka terhadap inovasi. Program ini bisa menjadi model nasional bagaimana kearifan lokal dipadukan dengan teknologi sederhana namun berdampak besar,” tuturnya.
Sementara Ketua Kelompok Tani Ijao Ken Neno, Fransiskus Xaverius Lake, menyampaikan rasa syukur atas pendampingan yang telah mereka terima.
“Kami berterima kasih kepada Dinas Pertanian, Yayasan CIRMA NTT, dan para penyuluh yang telah membimbing kami. Dengan eko enzim, hasil sayur kami lebih segar dan sehat. Kami berharap kelompok kami terus berkembang dan bisa menjadi contoh bagi kelompok tani lain di TTU,” ujarnya penuh semangat.
Panen simbolis ini diakhiri dengan penyerahan sebagian hasil panen dari Kelompok Tani Ijao Ken Neno sebagai simbol keberhasilan penerapan eko enzim di lahan mereka.
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari gerakan pertanian berkelanjutan berbasis Eco Enzym di Kabupaten TTU, serta mendorong desa-desa lain untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan pertanian.
Berikut, cara aplikasi Eco Enzyme untuk pupuk tanaman: Eco Enzyme dapat meningkatkan kesuburan tanah dan membantu pertumbuhan tanaman.
Pupuk Tanaman: Formula Eco Enzyme + Air (30ml + 2000ml. Cara Aplikasi: Siramkan ke tanah atau semprotkan ke daun tanaman seminggu sekali. Eco Enzyme adalah solusi praktis dan ramah lingkungan yang bisa menggantikan banyak produk berbahan kimia di rumah. Selain ekonomis. (***)