Parfum Urine Pas Pengganti Pestisida Kimia: Hama Penghisap Kabur–Termasuk Tikus, Begini Cara Buatnya…

- Penulis

Jumat, 29 Agustus 2025 - 15:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sungai Penuh, alamorganik.comSalah satu keluhan petani adalah mengatasi hama atau OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Segala cara dicoba, segala merek pestisida dibeli.

Uang habis, hama tak juga pergi, bahkan petani terdampak racun dari pestisida yang saban waktu digunakan.

Sekarang petani sudah banyak beralih dari cara bertani konvensional ke pertanian organik. Salah satu cara untuk mengatasi hama pada tanaman padi, jagung, cabai, tomat, melon, kedelai, jeruk dan lain dengan memakai parfum urine.

Parfum urine terbuat dari bahan sangat sederhana dan mudah diperoleh dan ada disekitar kita. Cara buatnya juga sangat mudah.

Muhammad Ansar penggagas parfum urine mengatakan rekayasa atmosfer melalui gelombang dari bahan yang tidak disukai hama, mengelabui hama/serangga untuk tidak masuk di dalam lahan pertanian.

Baca Juga :  Investigasi: Jejak Gelap Pupuk Kimia dan Gerakan Biosaka yang Menghidupkan Pertanian Organik
Muhammad Ansar penemu biosaka.

“Ini sebenarnya dilakukan oleh orang terdahulu disebut plecing di wilayah sumatera. Namun saya memodifikasi sesuai dengan keadaan petani saat ini, menangkap rasionalitas pemikiran petani kita yang sudah minded insektisida,” jelasnya, Jumat, (29/8/2025).

Padahal insektisida itu berbau tajam, apabila digantung akan lebih efektif, dan aman untuk hasil panen yang terbebas residu, tetapi insektisida kimia tetap tidak aman untuk petaninya.

Oleh sebab itu mengantungkan pestisida pada lahan tidak di anjurkan. Parfum urine adalah yang paling efektif dan mudah didapatkan di seluruh penjuru negeri.

“Sudah selayaknya kita sadar dan meninggalkan segala bentuk racun pestisida yang agar seluruh warga bangsa yang memakan hasil panen kita terjamin kesehatanya,” kata Ansar.

Baca Juga :  Kacang Buncis ala Biosaka

Selain itu dampak dari penggunaan parfum urine ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani karena mengurangi biaya produksi yang mahal dari insektisida kimia pabrikan.

Begini cara buat parfum urine:

  1. Siapkan 3 bahan yaitu 5 liter urine, 100 ml alcohol 70%, 100 ml Biosaka
  2. Campurkan ke tiga bahan terebut.
  3. Masukkan ke dalam botol bekas air mineral yang sudah dilobangi pinggi atasnya ¼ bagian.
  4. Pasang di ajir-ajir, dengan jarak 10 meter

Dengan menggunakan parfum urine tersebut akan mengurangi biaya pembelian insektisida sintetis dan biaya tenaga penyemprotan dan badan jadi sehat karena tidak kontak selalu dengan pestisida kimia. (wan)

 

Berita Terkait

Petani Rantau Rasau Buktikan Manfaat N Level 1, Alternatif Pembenah Tanah yang Ramah Lingkungan
Petani Pati Tunjukkan Cara Mudah Membuat Pupuk dari Rumput untuk Budidaya Semangka dan Cabai
Petani di Bandung Barat Buktikan Manfaat Biosaka dan POC untuk Padi
Investigasi: Jejak Gelap Pupuk Kimia dan Gerakan Biosaka yang Menghidupkan Pertanian Organik
64 Peserta dari Berbagai Profesi Ikuti Pelatihan Biosaka di Pati
Indonesia, Pengguna Pestisida Terbesar ke-3 Dunia, Biosaka Tawarkan Jalan Keluar
Biosaka Gratis Tapi Ditakuti
Beras Organik Biosaka Migunani Suplai MBG
Berita ini 515 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 10 September 2025 - 15:12 WIB

Petani Rantau Rasau Buktikan Manfaat N Level 1, Alternatif Pembenah Tanah yang Ramah Lingkungan

Selasa, 9 September 2025 - 09:44 WIB

Petani Pati Tunjukkan Cara Mudah Membuat Pupuk dari Rumput untuk Budidaya Semangka dan Cabai

Senin, 8 September 2025 - 21:12 WIB

Petani di Bandung Barat Buktikan Manfaat Biosaka dan POC untuk Padi

Senin, 8 September 2025 - 15:10 WIB

Investigasi: Jejak Gelap Pupuk Kimia dan Gerakan Biosaka yang Menghidupkan Pertanian Organik

Sabtu, 6 September 2025 - 10:55 WIB

Indonesia, Pengguna Pestisida Terbesar ke-3 Dunia, Biosaka Tawarkan Jalan Keluar

Berita Terbaru

Pohon PIsang diserang penyakit.

Penyakit Tanaman

Petani Resah, Penyakit Pisang Merebak dan Ancam Panen

Rabu, 10 Sep 2025 - 20:09 WIB