Vietnam, alamorganik.com – Pertanian Indonesia dan Vietnam ibarat langit dan bumi. Negeri jiran itu sukses melesat sebagai produsen beras dunia, sementara Indonesia masih berkutat dengan masalah klasik: petani yang justru kerap dipidanakan.
Hal ini disampaikan Firman Subagyo, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, saat melakukan kunjungan kerja ke Vietnam. Menurutnya, kunci keberhasilan Vietnam terletak pada cara negara memperlakukan petani dan pelaku usaha pertanian.
“Kami bertemu Wakil Menteri Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam, Tn. Tran Thanh Nam. Beliau sangat menguasai persoalan pertanian. Di sini, kreativitas petani dan pelaku usaha benar-benar dilindungi, bukan dimatikan dengan ancaman pidana seperti di negara kita,” ungkap Firman kepada alamorganik.com, Kamis (28/8/2025).
Salah satu kebijakan yang membuat Firman terkesan adalah kebebasan petani Vietnam dalam memproduksi pupuk organik. Pemerintah tidak hanya memberi ruang, tetapi juga mendampingi secara teknis serta mempermudah perizinan. “Di sini petani diberi dukungan penuh. Di Indonesia, malah ada yang bangga ketika bisa memenjarakan petani atau pengusaha pertanian,” kritiknya.
Data yang ia sampaikan pun cukup mencengangkan. Vietnam, dengan lahan pertanian 2 juta hektare dan populasi sekitar 17,7 juta jiwa, mampu memproduksi beras hingga 44,4 juta ton. Sebaliknya, Indonesia dengan lahan lebih luas—7,45 juta hektare—dan penduduk 286 juta jiwa, hanya mampu menghasilkan 30–35 juta ton beras.
Firman menegaskan, perbedaan perlakuan negara terhadap petani menjadi salah satu penyebab kesenjangan tersebut. “Kalau petani dilindungi hukum, diberi ruang berinovasi, dan difasilitasi, hasilnya pasti berbeda. Sudah saatnya Indonesia belajar dari Vietnam,” tutupnya. (al)