Pati, alamorganik.com – Melon Biosaka mulai merambah diberbagai daerah khususnya di daerah Pati Jaya Tengah. Pertanian di sini daerah tadah hujan. Ketika habis panen padi petani bertanam melon.
Saat lahan dipakai tanam padi petani beralih tanam melon walau pun di polibag. Hasilnya tidak kalah dari di lahan sawah dengan cara Biosaka.
Seperti Edy Suwiknyo tanam melon sebanyak 550 batang dalam polibag dengan menggunakan ramuan Biosaka. Kini melon itu tidak lama lagi sudah bisa dipetik.
Kata Edy, 550 batang melon miliknya siap panen tanggal 30 Agustus 2025. Diakuinya, ia menggunakan Biosaka, rendaman rumput dan hanya 4 kg NPK Mutiara.
Disebutnya, bertani menggunakan Biosaka jauh lebih irit dan tak ada kata rugi. Kalau pakai pupuk kimia habis banyak biaya dan belum tentu hasilnya bagus.
“Kalau saya biasanya tak tanya dulu ke petani perlakuan selama ini dan habiskan biaya berapa dan kalau ada kegagalan siapa yang nanggung,” ujarnya.
“Lha sekarang ada inovasi yang murah meriah tanpa biaya. Seandainya gagal gak begitu rugi. Lha biosaka gratis dan hasil lebih bagus dari yang pakai kimia,” jelas Edy.
Kendati demikian, Edy akan menggelar acara wisata, “Petik Melon Biosaka Bodeh” pada jam 08.00 sampai selesai, tanggal 30 Agustus 2025 Desa Bodeh 03/01 Puncakwangi Pati-Jawa Tengah. Pengunjung diperkenan petik melon sendiri, ditimbang, bayar Rp30.00 per kg. (wan)