Jateng, alamorganik.com–Di tengah dominasi korporasi kimia sintetis yang sudah puluhan tahun mengakar dalam dunia pertanian Indonesia, sebuah gerakan kecil bernama Biosaka muncul
Biosaka muncul membawa harapan besar bagi petani. Gerakan ini digawangi Muhammad Ansar, seorang penggagas Biosaka dan Nlevel1 yang meyakini bahwa teknologi sederhana bisa menyelamatkan petani dari jeratan biaya mahal pestisida.
Namun, kesederhanaan itulah yang membuat kehadirannya “ditakuti”. Bukan hanya oleh perusahaan besar, tetapi juga oleh institusi pertanian yang selama ini hidup dari alokasi anggaran tahunan.
“Yang gratis ini dianggap ancaman. Korporasi merasa terganggu, begitu juga dengan institusi pemerintah. Sebab, setiap tahun ada anggaran pengadaan pestisida dan sarana produksi. Relawan akhirnya tidak lagi berharap pada jalur resmi pemerintah,” kata Ansar.
Menurutnya, kekuatan gerakan Biosaka justru lahir dari para relawan yang menyebarkan pengetahuan ke petani secara swadaya. “Ingat kata seorang profesor: kalau sesuatu ilmiah, pasti bisa dijadikan proyek pemerintah. Tapi kita tidak mau jadi proyek berbasis anggaran belanja. Tujuan kita sederhana: amankan kantong petani,” tegasnya. (al/wan)