Jakarta, alamorganik.com—Biji pinang merupakan aset ekonomi yang cukup baik. Mengandung alkaloid, yaitu arekain dan arekolin, yang jika dikunyah dapat merangsang dan bersifat adiktif.
Biji pinang rasanya pahit, pedas, dan hangat, serta mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti arekolin, arekolidin, arekain, guvakolin, gusavin, dan isogusavin.
Arekolin selain berfungsi sebagai obat cacing juga dapat berfungsi sebagai obat penenang, sehingga bersifat memabukkan bagi penggunanya.
Mengingat kandungan kimia tanaman pinang (alkaloid arekolin) mengandung racun dan penenang, maka tidak dianjurkan untuk pemakaian dalam jumlah besar.
Dari berbagai sumber, dilaporkan, biji pinang bermanfaat sebagai anti parasite, laksatif, dan peluruh air seni. Juga bersifat stimulant karena mempercepat denyut jantung dan tekanan darah.
Selain itu, air rebusan biji pinang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah, koreng, borok, bisul, eksim, kudis, difteri, cacingan, mencret, dan disentri.
Khasiat lain dari buah pinang mengatasi rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, memperkecil pupil mata.
Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan untuk menguatkan gigi goyah, bersama-sama dengan sirih. Sementara air rendaman biji pinang muda digunakan untuk obat sakit mata.
Sedangkan biji pinang yang masih muda dan biji yang sudah matang untuk infeksi kandung kemih dan infeksi vagina. Juga digunakan untuk sakit gigi dan membantu pencernaan, pelancar BAB, mengharumkan napas, mengurangi keringat. (ato*)